Indonesia terkenal sebagai negara yang memiliki suku dan etnis suku bangsa. Nah sobat bloger pasti sudah mengenal beberapa suku dengan populasi yang besar, seperti Jawa, Sunda, Minang, Padang , Batak, Bali dan lain lain. Namun tahu kah kamu suku pedalaman yang jarang dikenal orang lain. yaps, Suku Badui.
Suku Badui merupakan masyarakat adat dan sub-etnis dari Suku Sunda diwilayah Pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten . Orang badui berpegang teguh pada cara hidup tertutup, mereka terlepas dari godaan dunia modern. Bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa Sunda dialek Badui. Untuk berkomunikasi dengan penduduk luar mereka lancar menggunakan Bahasa Indonesia, walaupun mereka tidak mendapatkan pengetahuan tersebut dari sekolah.
Populasi suku ini sekitar 26.000 orang. Badui termasuk dalam suku Sunda mereka dianggap sebagai suku Sunda yang belum terpengaruh modernisasi atau kelompok yang hampir sepenuhnya terasing dari dunia luar.
Lalu apa saja kah keunikan dari suku Badui ini ? Yuk simak penjelasan berikut ini
1. Suku
Badui atau Kanekes terbagi menjadi dua wilayah
Seperti yang kita ketahu tadi, Suku Badui memiliki populasi sekitar 26.000 orang. Suku ini juga terbagi menjadi dua yakni suku badui luar dan suku badui dalam. Mengenal suku badui dalam dan luat dapat dicirkan dari perbedaan yang cukup kenytara, terutama mengenai pantangan dan aturan yang harus ditaati masyarakat.
Dilihat dari penampilan, masyarakat Badui luar menggunakan pakaian serba hitam atau biru dongker untuk menyatakan bahwa mereka tidak lagi suci.Sementara masyarakat Badui dalam relatif menggunakan pakaian yang didominasi warna putih, meski kadang ditambahkan ikat kepala hitam. Orang Badui luar tinggal di lima puluh kampung yang tersebar di berbagai wilayah kaki Gunung Kendeng. Sedangkan orang Baduy Dalam tinggal di tiga kampung dan dipimpin oleh ketua adat yang dikenal dengan sebutan Pu’un.
2.Suku Badui menganut kepercayaan terhadap nenek moyang.
Sama Seperti kebanyakan suku suku lain, orang badui atau kankes menagnjt agama kepercayaan nenek moyang. Mereka memuja kekuatan alam dan juga nenek moyang yang terdahulu dikenal dengan ajaran Sunda Wiwitan.
Dalam ajaran Sunda Wiwitan, ada tiga alam yaitu Buana Nyungcung yang artinya alam tempat bersemayam Sang Hyang Kersa, Ayam Buana Panca Tengah yang artinya alam yang ditempati manusia yang masih hidup dan terakhir Buana Larang alias neraka yang menjadi tempat orang orang jahat disksa setelah mereka meninggal dunia.
Suku Badui juga memiliki kitab, tempat beribadah dan juga doa-doa yang dilantunkan. Untuk beribadah, orang-orang dari Suku Baduy akan pergi ke Pamunjungan yang berada di wilayah perbukitan. Doa-doa agama Sunda Wiwitan bisa ditemukan di kitab yang menjadi pegangan hidup mereka. Kitab ini dikenal dengan nama Kitab Sanghyang Siksa Kandang Karesian.
3. Rumah suku Badui harus mengahadap Selatan atau Utara
Salah satu
peraturan tersebut berkaitan dengan proses pembangunan rumah adat, di mana
rumah suku Baduy harus dibangun menghadap arah utara atau selatan. Hal ini
bertujuan agar rumah bisa mendapatkan
sinar matahari melalui celah-celah anyaman dinding rumah baik dari sisi timur
ataupun baratnya.
4. Tidak diperboleh menggunakan transporasi modern dan barang barang elektronik.
sebagai manusia modern, kita pasti tidak bisa lepas untuk menggunakan tarnsportasi dan barang elektronik modern. Lain halnya dengan suku badui. mereka justru anti dengan yang namanya kendaraan atau barang barang elektronik. Di desa mereka, tidak ada orang Badui yang memiliki kendaraan dan tidak boleh ada kendaraan yang masuk. Sebagai gantinya, mereka mengandalkan kedua kakinya untuk pergi kemana-mana.
Mereka juga tidak pernah berkenalan dengan yang namanya barang elektronik. Jangankan memiliki kipas angin atau televisi di rumah, mayoritas orang Baduy juga tidak menggunakan smartphone.
5. Harapan
sederhana orang tua kepada anaknya dan perjodohan
Para orang tua memiliki cita-cita yang sederhana untuk kehidupan masa depan anak-anaknya. Mereka hanya ingin agar kelak anak-anak mereka membantu berladang.semtara itu sebuah perjodohan akan dilakukan saat seorang gadis mencapai usia empat belas tahun. Dalam tenggang waktu tersebut, orang tua pemuda masih bebas memilih wanita yang disukainya. Jika belum ada yang cocok, semua harus mau dijodohkan.
Nah itu lah seputar fakta mengenai Suku Badui. Apakah Sobat bloger tertarik untuk berkunjung?
0 Komentar